semua tentang game online

Pemain Asal Belanda Ungkap Cara Mempertahankan Kepopuleran Dota 2!

Pemain Asal Belanda Ungkap Cara Mempertahankan Kepopuleran Dota 2!

Aydin Sarkohi atau yang memiliki Nickname iNSaNiA sebagai salah satu member dari Team Liquid membocorkan tipsnya untuk terus Mempertahankan Kepopuleran Dota 2 sebagai salah satu game yang sangat populer hingga saat ini.

iNSaNiA mengunkapkan tentang bagaimana Trash Talk dan Toxic (ity) yang telah menjadikan DOTA 2 terus berkembang sebagai scene esports yang menarik. iNSaNiA yang juga merupakan kapten dari Team Liquid ini menjelaskan dengan jumawa bahwa dirinya tak peduli dengan banyaknya pertandingan besar yang berhasil dimenangkan oleh tim lawan, terutama Gaimin Gladiators.

Mempertahankan Kepopuleran Dota 2 versi iNSaNiA

iNSaNiA yang berposisi sebagai Support itu menjelaskan bahwa tim yang dibelanya saat ini akan selalu memiliki jumlah penggemar yang jauh lebih banyak dibandingkan tim manapun.

Ketika iNSaNiA menghadiri sebuah acara Podcast yang bertajuk “All Chat” dan dipimpin oleh Austin “Cap” Walsh, iNSaNiA menyampaikan bahwa Team Liquir menganggap trash talk merupakan salah satu bagian budaya yang sangat verbal dan hal inilah yang membuat DOTA 2 terlihat lebih menarik untuk disaksikan.

Pemain asal Swedia tersebut mengungkapkan pendapatnya bahwa berbagia kata kasar yang lebih mengarah ke toxic dan flaming itu menjadikan DOTA 2 layaknya scene esports yang akan terus berkembang dalam beberapa tahun kedepan.

Baca Juga : Pecinta Mobile Games Indonesia Telah Dibuatkan Sebuah Acara Bernama GEMAZ Festival 2024!

Berbagai drama akan terus bermunculan dan sejumlah perbincangan sampah dalam game itu dibuat sebagai konten hiburan dalam DOTA 2 seperti yang telah dinyatakan oleh Cap. Kastor sendiri tak lupa untuk memberikan pujiannya kepada seorang Johan “N0tail” Sundstein dan Sebastien “Ceb” Debs karena mereka melakukan berbagai budaya trash talk di scene kompetitif profesional DOTA 2 sendirian.

Hal menarik terlihat ketika episode Pocdasct tersebut juga memperlihatkan sosol midlaner dari Gaimin Gladiator, yakni Quinn “Quinn” Callahan. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, persaingan antara Team Liquid dengan Gaimin Gladiators merupakan salah satu persaingan terbesar dalam skena kompetisi DOTA 2 dan bahkan sudah masuk dalam sejarah yang tak akan dilupakan.

Kedua tim ini kerap bertemu di final, bahkan dalam empat turnamen yang digelar pada tahun 2023 lalu, banyak pihak yang memberikan dukungannya kepada tim Gaimin Gladiators.

iNSaNiA mengungkapkan bahwa trash talk ini memberikan bantuan untuk DOTA yang hingga kini mengalami perkembangan cukup pesat. Bahkan, dalam podcast tersebut pria berusia 29 tahun itu mencatat bahwa pertukaran verbal yang terus memanas selama seri mana pun akakn menjadikan game jauh lebih menarik dan menyenangkan untuk disaksikan.

Pada kesempatan yang sama, iNSaNiA menjelaskan beberapa hal yang menjadikan game DOTA 2 ini sering dijadikan sebagai topik pembicaraan karena banyaknya hal menarik untuk dikupas.

“Jika anda memposisikan Evil Geniuses (EG) dan OG lama berada dalam satu ruangan dan membuat mereka menyampaikan sesuai, maka setelah itu seri yang kali ini akan menjadi lebih seru 10 kali lipat. Menurut saya, itulah yang menjadikan DOTA lebih layak dan lebih pedas bahkan lebih menyenangkan dibanding game lain. Karena, rasanya terdapat banyak hal yang harus dipertaruhkan dan itu tentu lebih dari sekedar menang atau kalah dalam sebuah permainan. Layaknya persahabatan yang akhirnya harus berakhir. Itulah drama yang sering terjadi di DOTA 2,” ujar iNSaNiA.

Setelah itu, iNSaNiA mulai menyambungkan perkembangan yang dialami DOTA 2 selama bertahun-tahun ini dengan pertukaran verbal yang dimaksudkan.

“DI waktu seperti saat itu, sepertinya terlihat begitu banyak yang harus dipertaruhkan dibandingkan dengan kekalahan atau kemenangan yang diarih, dan seluruh drama yang terjadi ketika pertandingan dimulai. Ini mungkin sebuah hal yang sangat membantu DOTA terus berkembang seperti sekarang ini,” tambahnya kemudian.

Disisi lain, Quinn menjelaskan bahwa budaya komunikasi sampah untuk saat ini sudah menjadi bagian dari DOTA dan menjadi budaya salah satu kompetisi ESL. Bahkan, Quinn meminta kepada Anton “dyrachyo” Shkredov sebagai penyelenggaraturnamen untuk memperbolehkan menyerang lawan sebelum pertandingan dimulai atau saat prosesi wawancara pra pertandingan.

Trio iNSaNiA, Quinn, dan Cap membicarakan sejumlah topik mulai dari sebuah judul game lain sampai dengan rivalitas yang terjadi kepada dua tim sepanjang kompetisi 2023 bergulir. Bahkan, ketiga pemain Team Liquid itu tak segan untuk menahan ucapannya dan menyampaikan apa yang ada di pikiran mereka.

“Tidak peduli berapa banyak partai final besar yang berhasik anda menangkan, tetapi para penonton akan selalu memberikan dukungannya kepada kami,” ujar Quinn.

Setelah itu, Cap menambahkan tentang pandangannya mengenai banyaknya penggemar dari Team Liquid. Cap menegaskan bahwa statusnya sebagai merek esports yang sudah sangat tua ini memainkan peran yang sangat penting dalam menarik minat para penggemar. Bahkan, Cap telah melakukan beberapa penyelidikan di balik hal ini, terutama adalah seluruh komunitas DOTA 2 yang saat ini masih terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Exit mobile version